Sambal Terasi dan Ayam Geprek Mulai Digemari di Eropa

AMSTERDAM - Diplomasi kuliner Indonesia (Gastrodiplomacy) mulai menampakkan hasil. Jika dulu kuliner tanah air di Eropa hanya identik dengan Nasi Goreng dan Sate, kini lidah orang Eropa mulai berani mencoba cita rasa yang lebih menantang: pedas.
Di beberapa kota besar seperti Amsterdam dan London, gerai-gerai yang menjual Ayam Geprek dengan level kepedasan bertingkat mulai bermunculan dan antreannya selalu panjang. Uniknya, mayoritas pelanggannya bukan lagi diaspora Indonesia, melainkan warga lokal bule yang penasaran dengan sensasi "mulut terbakar" yang viral di TikTok.
Sambal Terasi Jadi Primadona Baru
Selain ayam geprek, Sambal Terasi kemasan jar juga menjadi komoditas ekspor yang laris manis. Rasa umami yang kuat dari terasi udang ternyata cocok dengan lidah barat yang terbiasa dengan rasa gurih keju atau daging fermentasi. Beberapa chef restoran Michelin Star bahkan mulai bereksperimen menggunakan sambal terasi sebagai bumbu rahasia dalam hidangan fusion mereka.
"Kuliner adalah pintu masuk budaya yang paling mudah diterima. Lewat sambal dan geprek, kita mengenalkan kekayaan rempah Indonesia kepada dunia," ujar Duta Besar Indonesia untuk Belanda dalam acara festival kuliner pekan lalu.
ARTIKEL TERKAIT

Resep Soto Betawi Kuah Susu yang Gurih dan Creamy, Tanpa Santan

Resep Rendang Daging Sapi Empuk dan Bumbu Meresap Sempurna

Ujian Kompetensi Siswa SMK Diganti dengan Proyek Kolaboratif Berbasis Industri
